Pages

September 11, 2015

HyperGrace (Kasih Karunia Berlebih)

Buku HyperGrace ditulis oleh Michael L Brown, seorang profesor yang mengajar di Denver Theological Seminaruu dan Gordon Conwell Theological Seminary, keduanya merupakan seminari terkemuka di USA. Beliau memiliki gelar PhD dalam berbagai bidang bahasa dan litelatur Timur Tengah dari New York University. Dr. Brown uga adalah seorang tokoh kebangunan rohani pada Brownsville Revival di Pensacola, florida, USA, sebuah kebangunan rohani yang dikenal luas pada era tahun 1990-an.
HyperGrace endiri secara sederhana dapat diartikan pengajaran tentang kasih karuni/anugrah yang ditarik sampai titik ekstrim sehingga tidak lagi sesuai dengan pengajaran anugrah yang alkitabiah. Ajaran ini juga oleh para pengusungnya dikemas secara menarik dengan memposisikan atau menyebuutnya sebagai pure grace (anuugrah yang murni) atau juga grace reformation (reformasi anugrah).
Dengan demikian, HyperGrace berpotensi untuk menyesatkan orang-orang tulus kebanyakan. Sid Roth, seorang hambah Tuhan yang dikenal lewat pelayanan TV "It's Supernatural", bahkan memberi semacam peringatan bahwa Hyper-Grace sangat mungkin menjadi penyesatan besar di akhir zaman yang akam=n membat jutaan orang meninggalkan orang.
Karena itu, betapa pentingnya bagi jemaat Tuhan untuk mengetahui seperti apakah persisnya ajaran HyperGrace itu. Berikut ini adalah intisari dari ajaran HyperGrace dan ajaran alkitabiah yang sebenarnya tentang anugrah, seperti yang ditulis di buku Michael L. Brown.

1. HyperGrace : "Tuhan telah mengampuni semua dosa-dosa kita termasuk dosa masa datang yang belum dilakukan."
Ajaran yang benar : Salib Kristus menyediakan keselamatan yang sempurna, untuk dosa masa lalu, dosa masa kini, termask dosa masa depan. Namun itu baru akan kita terima jika ada yang namanya transactin=on of forgiveness, yaitu kita meminta pengampunan kepada Allah.
Jadi Tuhan sudah memberikan sudah memberikan provisi (persediaan) pengampunan kepada kita di masa depan tapi kita tetap harus memohon pengampunan itu, melalui pengakuan dosa dan pertobatan, barlah provisi pengampunan itu diberikan.
2. HyperGrace : "Orang percaya tdak perlu mengaku dosa atau meminta pengampunan Tuhan. Peerintah mengaku dosa dalam 1 Yoh 1:9 ("JJika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala keahatan.") adalah untuk orang belum percaya.
Ajaran yang benar : Penasifran dari 1 Yoh 1:9 oleh kelompok HyperGrace menyalahi pengertian dasar dari arti dasar baku yang diakui oleh para guru-guru besar teologia.
Bagi orang lahir baru, dosa tidak otomatis memisahkan kita dari kasih karunia Bapa, tetapi bisa membuat rusak hubungan kita dengan-Nya. Sebelm lahirbaru, kita bertobat dan meminta ampun atas dosa kepada Bapa, dan Ia memberikan kita udical forgivness (pengampunan secara hukum)
Setelah kita lahir baru, kalau kita berbuat dosa dan minta amoun pada Bapa, Ia memberikan kita parental forgiveness (pengampunan secara orang tua). Tidak semerta-merta kita kehilangan keselamatan kita, tapi bisa merusak hubunggan kita dengan Bapa. Karena itu, orang yang telah lahir baru tetap perlu mengaku dosa dan meminta ampun.
3. HyperGrace : "Roh Kudus tidak menginsyafkan (convict) orang percaya akan dosa, karena orang percaya telah diampuni dan seluruh dosa sudah dilupakan."
Ajaran yang benar : Roh Kudus justru yang menginsyafkan dunia akan dosa dan membawa banyak orang kepada Kristus, karena menyadarkan mereka bahwa mereeka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri dan mereka membutuhkan Juru Selamat. Saat kita berada dihadapan Tuhan kita menyadari betapa kudusnya Dia dna betapa buruknya kita. Kita bertobat dan menjadi sukacita karena Allah yang kudus itu dengan kasiihNya memperbaharui hidup kita (Yesaya 6:5, Lukas 5:8-9, Ayub 42:1-6)

4. HyperGrace : "Ketika kita diselamatkan, kita telah kudus sempurna selamanya terlepasdari bagaimana kita hidup."
Ajaran yang benar : Ketika lahir baru, kita dibenarkan dan dikuduskan oleh Tuhan. Setelah itu, kita diminta Tuhan untuk bertumbuh dalam kekuduskan. Ketika kita dibangkitkan dari kematian, kita dibuat kudus sempurna selamanya.
5. HyperGrace : "Tidak ada sesuatupun yang kita bisa atau seharusnya lakukan untuk menyenangkan Tuhan, karena kira telah sepenuhnya menyenangkan di dalam pandangan Tuhan."
Ajaran yang benar : "Menyyenangkan hati Tuhan" Janganlah dipandang sebagai sesuatu yang legalistik (melaukan hukum) da membuat terhakimi karena meras tidak bisa menyenangkan hati Tuhan. Justru karena kasih karunia Allah-lah kita dimungkinkan untuk menyenangkan hati-Nya dan bukan sebaliknya. (Efesus 1:1-15, 5:10, Galatia 4:6-7, Ibrani 2:11, Roma 8:15).
Dalam menyenagkan hati Allah-lah, Tuhan akan memproses kita menadi semakin dewasa dan menadi semakin mengerti akan Dia dan menadi semakin serupa dengan gambaran Anak-Nya (Ibrani 12:5-8, Wahyu 3:19, Efesus 4-6).
6. HyperGrace : "Persekutuan kita dengan Tuhan dalam Kristus berjalan tanpa usaha apapun dari pilihan kita (effortless).
Ajaran yang benar : Kehidupan rohani kita ada di dalam kasih karunia Tuhan, kita tetap perlu mengerjjakan keselamatan, berperang rohani, berlari di dalam panggilan Tuhan. Kita melakukan bukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi oleh kasih karunia dari kekuatan Allah.
7. HyperGrace : "Tuhan itu selalu bersikap gembira dan 'baik' (God is always in good mood)."
Ajaran yang benar : Menyatakan bahwa Allah itu kasih, benar, baik, selalu mengasihi, penuh dengan cinta dan kebenaran, dan terang yang memerdekakan, dst.. Ya itu benar. Tetapi jangan salah, bahwa Allah juuga bisa marah den bisa juga dalam keadaan 'not in good mood'.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang baik, tetapi bukan berarti Allah yang lembek. Kalau Dia marah, bukan berarti kita langsung dibinasakan atau dihukum. Dia pasti akan memberi teguran dam peringatan terlebih dahulu. Waktu kita berbalik dan mendengar suara-Nya, Allah yang kasih itu mengampuni, membersihkan dan memulihkan kita.
8. HyperGrace : Hukum Taurat dan aturan dalam alkitab tidak dipakai untuk menuntun orang percaya dalam hidup keseharian.
Ajaran yang benar : Hukum moral dari Allah tetap berlaku, bahkan setelah salib Kristus.
Menjalankan Hukum sebagai upaya untuk mendapatkan kasih karunia adalah salah. Namun menjalankan hukum moral sebagai bagian dari mengerjakan keselamatan adalah baik.

Setelah salib Kristus, Allah meletakan hukum moral itu d dalam hati orang-orang yang percaya kepada-Nya (Ibrani 8:10, 10:16). Hukum ini sekarang membimbing, mengarahkan kita dalam kebenaran (Roma 8:1-4). KIta tetap menerima instruksi bagaimana caranya hidup dalam Kristus (1 Tes 4:2).
9. HyperGrace : "Ajaran Yesus bukan untuk orang percaya masa kini,tapi untuk orang Yahudi yang hidup dalam paradigma Perjanjian Lama."
Ajaran yang benar : Meninggalkan ajaran Yesus bukan saja kesalahan secara teologis, tetapi melainkan kesalahan menyeluruh yang amat sangat serius bagi orang-orang percaya.
Meninggalkan pengaaran Yesus justru akan berakibat : dengan tenang mengacuhkan panggilan-Nya untuk menyangkal diri dan pikul salib, ajaran-Nya yang bekata kita adalah garam dan terang dunia, ajaran-Nya meninggalkan segala sesuatudan mengikutinya tidak memberi pipi satu lagi dan mendoakan orang-orang yang menganiaya kita. semua pengajaran perumpamaan-perumpamaan-Nya, ajaran-Nya bahwa akana da updah berdasarkan ketaatan kita,  standar kekudusan yang Dia ajarkan dalam khotbah di bukit, peringatan akan bahaya keduniawian dan materialisme, bisa mengacuhkan peringatan-Nya yang mendesak tentang neraka dan penghukuman kekal dan tentu acuh terhadap pengaaran-Nya yang berkata kalau kita tidak mengampuni maka Bapa pun tidak akan mengampuni.
~.~
Apa yang diajarakan HyperGrace sebenarnya sudah dinubuatkan dalam Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, yang dicetak pertama kali tahn 1990. Dalam artikel mengenai kedatangan Antikristus. Disebutkan akan adanya kemurtadan teologis, dimana "Para pemimpin palsu akan menawarkan 'keselamatan' dan kasih karunia murahan sambil mengabaikan tuntutan Kristus untuk bertobat. Selain itu juga kemurtadan moral dimana injil saalib dengan panggilan untuk menderita, menyangkal dosa secara radikal, berkorban bagi kerajaan Allah secara menyangkal diri, akan menjadi hal yang langkah.
Di hari-hari terakhir ini, mari kita semakin menghidupi panggilan sebagai murid Kristus : hidup sama seperti Kristus telah hidup, menjadi saksi-Nya dan diangkat bersama kedalam Perjamuan Anak Domba.

Source : Buletin Rayon 3, GBI

No comments:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Post a Comment

 

Total Pageviews