Pages

May 21, 2016

Identifikasi BLKL dengan Kasus Bank Century dan Pemecahannya


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Cara Mengidentifikasi Suatu Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Bank sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang. Mencermati sebuah bank dapat dilakukan secara fundamental, teknikal dan alternatip-alternatip lain yang terus berkembang. Hasil pengamatan sangat berguna untuk Mengetahui apakah sebuah bank sehat atau tidak
Agar bank dapat tumbuh dan melaju dengan baik, pertama diperlukan modal yang cukup (Capital Adequacy Ratio) sebagai bamper untuk menanggung risiko kredit macet yang sewaktu-waktu harus di hapus bukukan, Kedua, kualitas aktiva produktip (Quality Assets produktive) harus tinggi, indikatornya kredit macetnya kecil. Fungsi aset produktif adalah sebagai mesin bank yang harus mampu menghasilkan imbal hasil (return) yang cukup. Ketiga, manajemen bank sebagai pengendali jalannya operational bank harus solid, penuh kehatian-hatian dan cukup berpengalaman. Keempat, Earnings, laba yang diperoleh bank harus memadai sebagai alat pemacu pertumbuhan modal dan asset. Kelima, Liquidity atau likuiditas harus terjaga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, supaya kepercayaan (trust) masyarakat meningkat. Kelima pilar ini sering disebut dengan CAMEL yang sekarang telah berubah menjadi CAMELS, dimana S singkatan dari sensitivity (sensitivitas).
Untuk dapat mengetahui sebuah bank yang beroperasi sahat atau tidak, dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan fundamental dan teknikal. Mencermati sisi fundamental merupakan pendekatan melalui kinerja keuangan bank, yang terdiri atas total aset, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio -CAR), NPL-Gross (non performing loan)/kredit bermasalah), return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) untuk laba, net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), dan produktivitas pegawai (employee productivity/EP). Sedangkan mencermati sisi teknikal merupakan penilaian atas kinerja saham bank-bank yang telah melantai (listed) di BEI. Penilaian ini berdasarkan perhitungan return saham dan volatilitas (perubahan) saham terhadap pasar. Untuk menilai sisi teknikal ini diperlukan metode snail trail (jejak bekicot). Gunanya untuk mengukur kinerja portofolio perbankan untuk jangka panjang, biasanya minimal lima tahun.

PENGERTIAN, BENTUK HUKUM, KEPEMILIKAN DAN JENIS-JENIS KANTOR BANK


PENGERTIAN, BENTUK HUKUM, KEPEMILIKAN
DAN JENIS-JENIS KANTOR BANK


Pengertian Bank
            Kata bank berasal dari Bahasa Italia, Banca, yang artinya "bangku", sebagai tempat orang melayani penukaran uang. Orang yang menerima penukaran ini kemudian berkembang menjadi bank seperti sekarang ini.
            Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter.
            Definisi, pengertian, dan cakupan kegiatan bank sebagaimana diatur oleh ketentuan yang berlaku dapat bervariasi antara satu negara dengan negara yang tampak pada sumber pendanaannya yang berasal dari simpanan masyarakat dan pada penyaluran dananya dalam bentuk kredit pada dunia usaha dan alternatif investasi lainnya.
            Di Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Analisis Product Life Cycle Brand Torabika


A.      PRODUCT LIFE CYCLE/ SIKLUS DAUR HIDUP PRODUK
Setiap perusahaan mulai dari yang kecil sampai yang besar, pasti memerlukan pemasaran dalam segala aspek. Dan di dalam pemasaran inilah perusahaan akan mengetahui seberapa jauh produknya akan diterima dan dijadikan unggulan oleh pelanggannya serta bagaimana produk tersebut mampu bersaing secara kompetitif dengan para pesaing.
Di dalam pemasaran ada suatu siklus atau tahapan yang dapat membantu perusahaan untuk mengetahui dan menganalisa secara jelas sejauh mana produk yang dihasilkan dapat bertahan secara kompetitif. Proses ini dikenal dengan nama Product Life Cycle atau siklus hidup produk. Product Life Cycle pertama kali diperkenalkan oleh Levitt yang hingga saat ini masih digunakan oleh pebisnis untuk menganalisa siklus produk mereka.

Strategi International


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Selama dua dekade terakhir perusahaan dihadapkan pada keharusan untuk berhadapan dengan sejumlah ketentuan baru. Perusahaan dituntut cepat tanggap terhadap persaingan dan perubahan pasar. Upaya menjadi terunggul dalam industri melalui peningkatan kompetensi menjadi keniscayaan yang tak dapat dielakkan bila masih ingin tetap eksis. Manajer dituntut untuk dapat memilih dan memilah berbagai konsepsi strategi yang ditawarkan. Suatu konsepsi yang setelah diimplementasikan memberi hasil optimal pada suatu masa, harus dikaji ulang ketika konteks persaingan berubah.
Regulasi cenderung menghilangkan hambatan persaingan, dan semakin banyak perusahaan yang berusaha keras menjadi ramping dan lebih cekatan. Hasilnya, pasar global tak terelakkan dan kompetisi pada setiap lini industri sangat kuat (hypercompetition). Pertanyaannya, mengapa demikian banyak perusahaan gagal memiliki strategi? Mengapa manajer menghindar dari membuat pilihan strategi? Atau, meski sudah berhasil membangun strategi, tetapi mengapa seringkali membiarkannya menjadi kabur dan kehilangan daya manfaat.
Selain ancaman dari luar yang disebabkan perubahan teknologi, preferensi pasar dan perilaku persaingan, ancaman terbesar justru berasal dari lingkungan internal perusahaan. Akar persoalan, terletak pada kegagalan manajer membedakan antara strategi dan efektivitas operasional. Upaya menghasilkan produktivitas, kualitas, dan daya tanggap telah menelorkan perangkat dan teknik manajemen yang terkenal seperti: TQM, benchmarking, time-based competition, outsourcing, partnering, reengineering, change management, dan lain sebagainya. Namun demikian, meskipun semuanya itu berdampak pada peningkatan kinerja secara dramatis, banyak perusahaan yang tidak mampu mengubah kinerja unggul tadi menjadi kemampuan menghasilkan laba yang menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Lambat laun manajer terjebak pada mengutak – atik teknik manajemen saja, sementara mereka justru tidak memperhatikan strategi. Teknik – teknik manajemen diperlukan untuk memperbaiki efektivitas operasional, tetapi hal ini tidak mencukupi, masih diperlukan strategi guna meraih keunggulan dalam jangka panjang.
 

Total Pageviews