July 10, 2014
LIDAHKU TANTANGANKU
Apa
kabar semua / semoga kabar baik..
Hari
ini bertepatan dengan Pemilu Presiden Indonesia, sudah dua kali saya ikut serta
dalam pesta rakyat namun yang paling berkesan adalah pemilihan kali ini karena
kedua kubu calon benar-benar berkualitas dan jujur saya agak bimbang harus
memilih no 1 atau 2 hehe.. Sang Prabowo yang terbukti sangat berambisi untuk
memperjuangkan Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat, dan Jokowi
yang begitu arif, bijaksana dan merakyat sangat baik untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik untuk menjadikan Indonesia kearah yang lebih baik..
Kedua-duanya sudah membuktikan masing-masing sesuai jalannya, sang mantan letnan
dan sang mantan gurbenur.
Sudah
beberapa bulan masing-masing pendukung kubu saling “berperang” untuk
mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, berhubung saya bisa memantau dari media
sosial, memang agak menyeramkan yach apalagi banyak juga yang saling menjelek-jelekan
dan jujur saja saya tidak suka dengan para pendukung masing-masing calon,
walaupun pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan hati kepada bla bla bla..
haha..
So
what I want to share today.. ? Treng treng.. Tentang perkataan..
Yakobus
3:6A
“Lidahpun
adalah api, ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat diantara
anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuaru yang dapat menodai seluruh tubuh dan
menyalahkan roda kehidupan kita.”
Yakobus
3:9-10
“Dengan
lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita, dan dengan kita mengutuk manusia yang
diciptakan menurut rupa Tuhan. Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.
Hal ini, saudara-saudaraku idak boleh demikian terjadi.”
Dari kedua ayat tersebut yang paling
mengena adalah “Dari
mulut yang satu keluar berkat dan kutuk”. Saya pun menyadari hal tersebut benar adanya, kita
bisa menguatkan, membangun, membangkitkan iman, memotivasi tapi dengan lidah
kita juga bisa memfitnah, gossip, mengkritik, menyakiti dan menghancurkan orang
lain. Semua hal tersebut tergantung dari kita mau menggunakannya untuk apa ?
Efesus
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Hal ini pun sering saya alami dari
awalnya baik-baik saja dengan saudara, teman maupun pacar tiba-tiba bisa
berantem karena tidak bisa menguasai mulut dengan mengucapkan kata-kata yang
menyulut api peperangan hehe. Karena itu saya ingin kita sama-sama belajar
bagaimana cara kita untuk mengendalikan lidah kita, mulut kita dalam
mengucapkan perkataan-perkataan.
“Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam
dosa, ” Pengkotbah 5:5a
1.
Biasakan
mengucapasyukur dan memuji Tuhan
Dengan membiasakan diri dengan ucapan penuh syukur dan
pujian kepada Tuhan pasti Roh Kudus akan kuat di dalam kita sehingga ketika ada
perkataan-perkataan yang tidak baik Dia langsung nge-REM kita.. Ciittttt… Awas
nabrak hehe..
2.
Berpikir sebelum berbicara
Hal-hal yang harus
dipikirkan adalah:
* Apakah perkataan
kita bermanfaat bagi orang lain ? (Membangun, memotivasi atau menghancurkan)
* Apakah perkataan
kita bisa menyakiti orang lain ?
* Apakah yang akan
timbul setelah kita berbicara seperti itu ? (Sukacita, hubungan yang semakin
erat atau gendering perang)
Amsal 18:21 Hidup dan mati dikuasai
lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Kolose 3:16 Hendaklah perkataan
Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan
segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada
Allah di dalam hatimu.
3. Berbicara
diwaktu yang tepat
Saya pernah bertemu
seorang wanita yang sebaya saat interview kerja, sepanjang psikotes sampai
interview kerjaanya berbicara tanpa henti ke peserta interview lainnya, awalnya
saya mengira orang yang dia ajak bicara adalah temannya ternyata mereka baru
kenal disana dan korban selanjutnya adalah saya. Berbagai hal dia ceritakan
dari keluarga, kuliah, pacar dan kemana saja dia sudah melamar. Awalnya saya
tidak merasa tergangu tapi setelah masuk ruang psikotes dia tetap mengajak
ngobrol.. “Ooo my God.. I get a test and you are still talking..” dan saya pun
memutuskan untuk meminta dia untuk konsen terlebih dahulu.. Itu salah satu
contoh yang bisa saya berikan, kita harus bisa menempatkan diri kapan harus
berbicara dan kapan harus diam.. :D
Semoga sharingan saya hari ini bermanfaat untuk kita
semua.. CU di artikel selanjutnya.. GBU
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment