Pages

September 11, 2015

Komunikasi Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapat dipahami. Proses terjadinya komunikasi adalah ketika si pengirim pesan (Komunikator) menyiapkan pesan (Message) untuk diteruskan kepada seseorang atau kelompok orang melalui suatu saluran (Channel), dan si penerima pesan (Komunikan) menafsirkan pesan tersebut untuk diberikan tindakan yang diperlukan sesuai dengan kepentingan pesan itu sendiri.
Kita pasti sering mendengar kalimat yang mengatakan, “kunci sukses sebuah organisasi terdapat pada diri seorang pemimpin” dilain pihak seorang pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menjalankan komunikasi secara baik. Seorang pemimpin dituntut memiliki kemampuan komunikasi yang produktif, yaitu komunikasi yang melahirkan etos, semangat, imajinasi, cita-cita, gerakan bersama, tanggung jawab, dan kemauan bekerjasama dan seterusnya. Pemimpin selalu menghadapi orang-orang yang memiliki ciri-ciri, kharakter, watak dan perilaku yang beraneka ragam. Komunikasi tidak boleh hanya dibatasi kepada orang-orang yang mudah diajak ikut serta, karena orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda itu harus diajak untuk bekerjasama dalam rangka membesarkan organisasi yang dipimpinnya.

Demi tercapainya tujuan organisasi, seluruh karyawan memerlukan motivasi untuk bekerja dengan giat. Dengan tingkat motivasi kerja yang tinggi karyawan akan bekerja lebih giat dalam melaksanakan pekerjaannya Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah karyawan tidak memiliki semangat dalam bekerja, mudah menyerah. Hal ini didukung oleh pendapat Wayne Pace dalam Komunikasi Organisasi tditerjemahkan oleh Mulyana (1998, 113) mendefinisikan motivasi yaitu, dimana ketika seseorang menggunakan segenao energi fisik dan mentalnya dakan melakukan pekerjaannya. Motivasi merupakan hal-hal yang menyangkut alasan seseorang begtu memiliki niat dalam melakukan pekerjaannya.
Sehingga memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggota organisasi sangat dibutuhkan sehingga mereka dapat merasa senang dan merasa dihargai dan pada akhirnya termotivasi untuk selalu memberikan kinerja dan pelayanan yang terbaik.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dalam makalah ini kami akan membahas lebih lanjut mengenai point-point, sbb:
a.       Menjelaskan dan menyebutkan pengertian komunikasi dalam organisasi
b.      Menyebutkan apa saja unsur-unsur komunikasi
c.       Bagaimana menyalurkan ide-ide di dalam komunikasi ?
d.      Apa saja hambatan-hambatan komunikasi ?
e.       Menjelaskan klasifikasi komunikasi dalam organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Komunikasi Organisasi
   Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis” yang berarti “sama” (common). Komunikasi adalah salah satu cara manusia berhubungan yang melibatkan pengertian atau maksud, dengan syarat mereka perlu setuju dengan definisi istilah - istilah yang digunakan berdasarkan sesuatu yang simbolik seperti isyarat, huruf, nomor, dan perkataan yang melambangkan ide - ide yang dapat menyampaikan maksud.
   Istilah organisasi berasal dari bahasa yunani, yaitu "Organon" atau dalam bahasa Latin "Organum" yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian bagian orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
   Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya : memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat - surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit - unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit - unit komunikasi dalam hubungan hierarki antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
2.2         Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi
          Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan komunikasi. Hal ini tidak lepas juga dari sebuah organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu menjalankan komunikasi antar anggotanya dengan baik. Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling  berinteraksi. Di antara kedua belah pihak harus ada two way communications atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
   Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi di beri batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.

2.3  Unsur-Unsur Komunikasi
Terdapat 5 unsur terjadinya komunikasi, sbb :
v Komunikator (Communicator) : Memberi berita, dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
v Saluran (Channel) : Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim ataupun menyiarkan.
v Pesan (Message) : Yang disampaikan dapat dalam bentuk perintah, laporan atau saran.
v Penerima (Receiver) = Orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung yang menerima informasi atau berita.
v Timbal Balik (Respone/Feedback) = Dalam bentuk tanggapan atau reaksi.

2.4  Gaya Komunikasi Organisasi
          Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss :
        1.     Gaya Komunikasi Mengendalikan
Gaya komunikasi mengendalikan atau The Controlling Style ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Orang - orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one way communications atau lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan.
         2.     Gaya Komunikasi Dua Arah
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai, dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
         3.     The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan - pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan, dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
         4.     The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action - oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik.
         5.     The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
         6.     The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.

2.5         Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa macam klasifikasi komunikasi dan diantaranya adalah sebagai berikut :
             1.     Dari Segi Sifatnya :
a.    Komunikasi lisan : Komunikasi yang langsung berbicara.
Contoh : Presentasi
b.    Komunikasi tertulis : Komunikasi yang melalui tulisan.
Contoh : Email
c.    Komunikasi verbal : Komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
Contoh : Curhat
d.   Komunikasi non-verbal : Komunikasi yang tersirat.
Contoh : Seseorang yang nervous/gemetar.
             2.     Dari Segi Arahnya :
a.    Komunikasi ke atas : Komunikasi dari bawahan keatasan.
b.    Komunikasi ke bawah : Komunikasi dari atasan kebawahan.
c.    Komunikasi horizontal : Komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya/tingkatnya sama.
d.   Komunikasi satu arah: Komunikasi tanpa ada timbal balik.
Contoh : Pemberitahuan gempa melalui BMKG.
e.    Komunikasi dua arah : Komunikasi dengan adanya timbal balik/saling berkomunikasi.

             3.     Dari Segi Lawannya :
a.    Komunikasi satu lawan satu : Berbicara dengan lawan bicara yang sama.
Contoh : Berbicara melaui telepon.
b.    Komunikasi satu lawan banyak (kelompok) : Berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
Contoh : Kelompok satpam menginterogasi maling.
c.    Komunikasi lawan kelompok : Berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Contoh : Debat partai politik.
             4.     Dari Segi Keresmiannya :
a.    Komunikasi formal : komunikasi yang langsung resmi. Mis. rapat pemegang saham.
b.    Komunikasi informal : komunikasi yang tidak resmi. Mis. berbicara dengan teman.

2.6         Proses Komunikasi Organisasi
Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi Organisasi :
         1.     Downward communication yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah :
a.    Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b.    Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c.    Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d.   Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
         2.     Upward communication yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah :
a.    Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b.    Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c.    Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d.   Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
         3.     Horizontal communication yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah :
a.    Memperbaiki koordinasi tugas
b.    Upaya pemecahan masalah
c.    Saling berbagi informasi
d.   Upaya pemecahan konflik
e.    Membina hubungan melalui kegiatan bersama
         4.     Interline communication yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas - batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang - orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai - rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas saluran.

2.7         Cara Penyaluran Ide Melalui Komunikasi
Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide - ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama, serta visi dan misi suatu organisasi.
Adapun tahapan - tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
v Ide (gagasan) oleh sender.
v Perumusan yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata - kata.
v Penyaluran (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan, tertulis, simbol maupun isyarat, dan lain - lain.
v Tindakan yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
v Pengertian yaitu kata - kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
v Penerimaan yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.

2.8         Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
         1.     Hambatan Teknis
  Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi.
Menurut Chruden dan Sherman, dalam bukunya Personnel Management (1976), jenis hambatan teknis dalam komunikasi yaitu :
a.    Tidak adanya rencana dan prosedur kerja yang jelas
b.    Kurangnya informasi atau penjelasan
c.    Kurangnya keterampilan membaca
d.   Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.
         2.     Hambatan Semantik
  Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan komunikator), tapi seringkali proses penafsirannya keliru.
Tidak adanya hubungan antara simbol dan dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih kata - kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan penafsirannya terhadap kata - kata yang dipakai.
         3.     Hambatan Manusiawi
  Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia,dan lain - lain. Menurut Chruden dan Sherman :
a.    Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan presepsi, perbedaan keadaan emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan, penyaringan, dan pencairan informasi.
b.    Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi organisasi.
         4.     Hambatan dari Proses Komunikasi
a.    Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b.    Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c.    Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d.   Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
e.    Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f.     Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

         5.     Hambatan Fisik
  Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain - lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
         6.     Hambatan Psikologis
  Hambatan psikologis dan sosial kadang - kadang mengganggu komunikasi, misalnya : perbedaan nilai – nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
2.9         Fungsi Komunikasi Organisasi
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga fungsi komunikasi organisasi sebagai berikut :
1.    Fungsi Perintah
     Berkenaan dengan angota - anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2.    Fungsi Relasional
     Berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota - anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal : kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah.
3.    Fungsi Manajemen Ambigu
     Berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri,  tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas.
4.    Fungsi Informatif
     Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
5.    Fungsi Regulatif
     Fungsi ini berkaitan dengan peraturan - peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu :
a.    Berkaitan dengan orang - orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah - perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b.    Berkaitan dengan pesan. Pesan - pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
6.    Fungsi Persuasif
     Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
7.    Fungsi Integratif
     Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu :
a.    Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b.    Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adallah makhluk sosial yang saling berinteraksi. Dalam komunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak orang lain atau kelompok untuk mengerti apa yang kita sampaikan. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal atau bahasa tubuh. Komunikasi dua arah terjadi bila pengirim pesan dilakukan dan mendapat umpan balik.
3.2  Saran
Teknik-teknik yang bisa dipilih agar usaha komunikasi sukses, bahwa setiap orang memerlukan pendapatnya didengarkan, dihargi, dipahami, diakui, disapa, dan bahkan jika memungkinkan dibantu memecahkan masalah yang sedang atau akan dihadapi. Dengan teknik tersebut, maka siapapun yang hatinya sudah terbuka dan lapang dia akan siap sedia selalu untuk membantu apa saja, dan siap bekerjasama tanpa mengharapkan tanpa mengharapkan imbalan apapun karena hatinya telah terbuka lapang sebagai buah kemampuan pemimpin adlam membangun komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment