Buku HyperGrace ditulis
oleh Michael L Brown, seorang profesor yang mengajar di Denver Theological
Seminaruu dan Gordon Conwell Theological Seminary, keduanya merupakan seminari
terkemuka di USA. Beliau memiliki gelar PhD dalam berbagai bidang bahasa dan
litelatur Timur Tengah dari New York University. Dr. Brown uga adalah seorang
tokoh kebangunan rohani pada Brownsville Revival di Pensacola, florida, USA,
sebuah kebangunan rohani yang dikenal luas pada era tahun 1990-an.
HyperGrace endiri secara
sederhana dapat diartikan pengajaran tentang kasih karuni/anugrah yang ditarik
sampai titik ekstrim sehingga tidak lagi sesuai dengan pengajaran anugrah yang
alkitabiah. Ajaran ini juga oleh para pengusungnya dikemas secara menarik
dengan memposisikan atau menyebuutnya sebagai pure grace (anuugrah yang murni)
atau juga grace reformation (reformasi anugrah).
Dengan demikian,
HyperGrace berpotensi untuk menyesatkan orang-orang tulus kebanyakan. Sid Roth,
seorang hambah Tuhan yang dikenal lewat pelayanan TV "It's
Supernatural", bahkan memberi semacam peringatan bahwa Hyper-Grace sangat
mungkin menjadi penyesatan besar di akhir zaman yang akam=n membat jutaan orang
meninggalkan orang.
Karena itu, betapa
pentingnya bagi jemaat Tuhan untuk mengetahui seperti apakah persisnya ajaran
HyperGrace itu. Berikut ini adalah intisari dari ajaran HyperGrace dan ajaran
alkitabiah yang sebenarnya tentang anugrah, seperti yang ditulis di buku
Michael L. Brown.
1. HyperGrace : "Tuhan telah mengampuni semua dosa-dosa kita
termasuk dosa masa datang yang belum dilakukan."
Ajaran yang benar : Salib Kristus
menyediakan keselamatan yang sempurna, untuk dosa masa lalu, dosa masa kini,
termask dosa masa depan. Namun itu baru akan kita terima jika ada yang namanya
transactin=on of forgiveness, yaitu kita meminta pengampunan kepada Allah.
Jadi Tuhan sudah
memberikan sudah memberikan provisi (persediaan) pengampunan kepada kita di
masa depan tapi kita tetap harus memohon pengampunan itu, melalui pengakuan
dosa dan pertobatan, barlah provisi pengampunan itu diberikan.
2. HyperGrace : "Orang percaya tdak perlu mengaku dosa atau
meminta pengampunan Tuhan. Peerintah mengaku dosa dalam 1 Yoh 1:9 ("JJika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala keahatan.")
adalah untuk orang belum percaya.
Ajaran yang benar : Penasifran dari 1 Yoh
1:9 oleh kelompok HyperGrace menyalahi pengertian dasar dari arti dasar baku
yang diakui oleh para guru-guru besar teologia.
Bagi orang lahir baru,
dosa tidak otomatis memisahkan kita dari kasih karunia Bapa, tetapi bisa
membuat rusak hubungan kita dengan-Nya. Sebelm lahirbaru, kita bertobat dan
meminta ampun atas dosa kepada Bapa, dan Ia memberikan kita udical forgivness (pengampunan
secara hukum)
Setelah kita lahir baru,
kalau kita berbuat dosa dan minta amoun pada Bapa, Ia memberikan kita parental
forgiveness (pengampunan secara orang tua). Tidak semerta-merta kita kehilangan
keselamatan kita, tapi bisa merusak hubunggan kita dengan Bapa. Karena itu,
orang yang telah lahir baru tetap perlu mengaku dosa dan meminta ampun.
3. HyperGrace : "Roh Kudus tidak menginsyafkan (convict) orang
percaya akan dosa, karena orang percaya telah diampuni dan seluruh dosa sudah
dilupakan."
Ajaran yang benar : Roh Kudus justru yang
menginsyafkan dunia akan dosa dan membawa banyak orang kepada Kristus, karena
menyadarkan mereka bahwa mereeka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri
dan mereka membutuhkan Juru Selamat. Saat kita berada dihadapan Tuhan kita
menyadari betapa kudusnya Dia dna betapa buruknya kita. Kita bertobat dan
menjadi sukacita karena Allah yang kudus itu dengan kasiihNya memperbaharui
hidup kita (Yesaya 6:5, Lukas 5:8-9, Ayub 42:1-6)
4. HyperGrace : "Ketika kita diselamatkan, kita telah kudus
sempurna selamanya terlepasdari bagaimana kita hidup."
Ajaran yang benar : Ketika lahir baru, kita
dibenarkan dan dikuduskan oleh Tuhan. Setelah itu, kita diminta Tuhan untuk
bertumbuh dalam kekuduskan. Ketika kita dibangkitkan dari kematian, kita dibuat
kudus sempurna selamanya.
5. HyperGrace : "Tidak ada sesuatupun yang kita bisa atau
seharusnya lakukan untuk menyenangkan Tuhan, karena kira telah sepenuhnya
menyenangkan di dalam pandangan Tuhan."
Ajaran yang benar : "Menyyenangkan hati
Tuhan" Janganlah dipandang sebagai sesuatu yang legalistik (melaukan
hukum) da membuat terhakimi karena meras tidak bisa menyenangkan hati Tuhan.
Justru karena kasih karunia Allah-lah kita dimungkinkan untuk menyenangkan
hati-Nya dan bukan sebaliknya. (Efesus 1:1-15, 5:10, Galatia 4:6-7, Ibrani
2:11, Roma 8:15).
Dalam menyenagkan hati
Allah-lah, Tuhan akan memproses kita menadi semakin dewasa dan menadi semakin
mengerti akan Dia dan menadi semakin serupa dengan gambaran Anak-Nya (Ibrani
12:5-8, Wahyu 3:19, Efesus 4-6).
6. HyperGrace : "Persekutuan kita dengan Tuhan dalam Kristus
berjalan tanpa usaha apapun dari pilihan kita (effortless).
Ajaran yang benar : Kehidupan rohani kita
ada di dalam kasih karunia Tuhan, kita tetap perlu mengerjjakan keselamatan, berperang
rohani, berlari di dalam panggilan Tuhan. Kita melakukan bukan dengan kekuatan
kita sendiri, tetapi oleh kasih karunia dari kekuatan Allah.
7. HyperGrace : "Tuhan itu selalu bersikap gembira dan 'baik'
(God is always in good mood)."
Ajaran yang benar : Menyatakan bahwa Allah
itu kasih, benar, baik, selalu mengasihi, penuh dengan cinta dan kebenaran, dan
terang yang memerdekakan, dst.. Ya itu benar. Tetapi jangan salah, bahwa Allah
juuga bisa marah den bisa juga dalam keadaan 'not in good mood'.
Allah yang kita sembah
adalah Allah yang baik, tetapi bukan berarti Allah yang lembek. Kalau Dia
marah, bukan berarti kita langsung dibinasakan atau dihukum. Dia pasti akan
memberi teguran dam peringatan terlebih dahulu. Waktu kita berbalik dan
mendengar suara-Nya, Allah yang kasih itu mengampuni, membersihkan dan
memulihkan kita.
8. HyperGrace : Hukum Taurat dan aturan dalam alkitab tidak dipakai
untuk menuntun orang percaya dalam hidup keseharian.
Ajaran yang benar : Hukum moral dari Allah
tetap berlaku, bahkan setelah salib Kristus.
Menjalankan Hukum
sebagai upaya untuk mendapatkan kasih karunia adalah salah. Namun menjalankan
hukum moral sebagai bagian dari mengerjakan keselamatan adalah baik.
Setelah salib Kristus,
Allah meletakan hukum moral itu d dalam hati orang-orang yang percaya
kepada-Nya (Ibrani 8:10, 10:16). Hukum ini sekarang membimbing, mengarahkan
kita dalam kebenaran (Roma 8:1-4). KIta tetap menerima instruksi bagaimana
caranya hidup dalam Kristus (1 Tes 4:2).
9. HyperGrace : "Ajaran Yesus bukan untuk orang percaya masa
kini,tapi untuk orang Yahudi yang hidup dalam paradigma Perjanjian Lama."
Ajaran yang benar : Meninggalkan ajaran
Yesus bukan saja kesalahan secara teologis, tetapi melainkan kesalahan
menyeluruh yang amat sangat serius bagi orang-orang percaya.
Meninggalkan pengaaran
Yesus justru akan berakibat : dengan tenang mengacuhkan panggilan-Nya untuk
menyangkal diri dan pikul salib, ajaran-Nya yang bekata kita adalah garam dan
terang dunia, ajaran-Nya meninggalkan segala sesuatudan mengikutinya tidak memberi
pipi satu lagi dan mendoakan orang-orang yang menganiaya kita. semua pengajaran
perumpamaan-perumpamaan-Nya, ajaran-Nya bahwa akana da updah berdasarkan
ketaatan kita, standar kekudusan yang Dia ajarkan dalam khotbah di bukit,
peringatan akan bahaya keduniawian dan materialisme, bisa mengacuhkan
peringatan-Nya yang mendesak tentang neraka dan penghukuman kekal dan tentu
acuh terhadap pengaaran-Nya yang berkata kalau kita tidak mengampuni maka Bapa
pun tidak akan mengampuni.
~.~
Apa yang diajarakan
HyperGrace sebenarnya sudah dinubuatkan dalam Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan, yang dicetak pertama kali tahn 1990. Dalam artikel mengenai
kedatangan Antikristus. Disebutkan akan adanya kemurtadan teologis, dimana
"Para pemimpin palsu akan menawarkan 'keselamatan' dan kasih karunia
murahan sambil mengabaikan tuntutan Kristus untuk bertobat. Selain itu juga
kemurtadan moral dimana injil saalib dengan panggilan untuk menderita,
menyangkal dosa secara radikal, berkorban bagi kerajaan Allah secara menyangkal
diri, akan menjadi hal yang langkah.
Di hari-hari terakhir
ini, mari kita semakin menghidupi panggilan sebagai murid Kristus : hidup sama
seperti Kristus telah hidup, menjadi saksi-Nya dan diangkat bersama kedalam
Perjamuan Anak Domba.
Source : Buletin Rayon 3, GBI
No comments:
Post a Comment