Happy Wednesday,
Minggu kemarin pas nongkrong di
dekat danau sebuah daerah tercinta haha saya dan pasangan saya melihat 2 pria
sedang makan bareng.. Yach saya cie langsung kepikiran mungkin ga nie mereka
homo karena sehari sebelumnya saya diceritakan oleh teman kuliah saya yang
berhubungan tentang hal tersebut.. Eee ga lama kemudia pasangan saya cerita kemarin
di Plaza Indonesia ada pasangan homo sedang belanja gandengan tangan dan bla bla
bla.. So what we share today, yes that’s right about Homoseksual.. aih aih serem amat temanya,.. Jujur aja saya
nulis tema ini agak-agak sedikit deg-degkan karena dengan type saya yang
gampang ngerian, namun ini sangat penting dan wajib untuk kita ketahui jadi
saya akan membahasnya.. Oya untuk artikel kali ini saya copas dari beberapa
website and sudah saya cantumkan link dibawah yach jadi kalian bisa langsung ke
web mereka juga.. Karena materinya banyak jadi saya ambil point-pointnya saja..
Well kita mulai dari pengertiannya,
ciri-cirinya dan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang ini dan
padangan alkitab mengenai homoseksual.
***
Homoseksualitas
merupakan salah satu penyimpangan perkembangan psikoseksual. Secara sederhana
homoseksual dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat akan daya
tarik erotis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang sama. Istilah
homoseksualitas lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita penyimpangan
ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama disebut “lesbian”. Faktor penyebab homoseksualitas bisa
bermacam-macam, seperti karena kekurangan hormon lelaki selama masa
pertumbuhan, karena mendapatkan pengalaman homoseksual yang menyenangkan pada
masa remaja atau sesudahnya, karena memandang perilaku heteroseksual sebagai
sesuatu yang aversif atau menakutkan/tidak menyenangkan, karena besar ditengah-tengah
keluarga dimana ibu dominan sedangkan ayah lemah atau bahkan tidak ada.
Dalam literatur lain, banyak juga teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas, antara lain:
1. Faktor
herediter berupa ketidak imbangan hormon-hormon seks.
2.Pengaruh
lingkungan yang tidak baik/tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan
seksual yang normal
3.Seseorang
selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman
homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja
4.Atau, seorang
anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan ibunya, sehingga
timbul kebencian/antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Lalu muncul
dorongan seks yang jadi menetap.
Lalu
bahaya yang dapat ditimbulkan dari homoseksual, antara lain:
1. Rentan
terkena virus HIV, sifilis, hepatitis, dan infeksi Chlamydia, bakteri yang
masuk melalui lubang anal akan sangat mempengaruhi kedua pasangan homoseksual,
virus ini bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit yang sangat merugikan.
2. Sangat
memungkinkan terjadinya luka atau pembengkakan pada sistem pembuangan atau
pendarahan, hal tersebut dikarenakan lubang anal yang semestinya difungsikan
sebagai pembuangan kotoran beralih fungsi juga sebagai pelampiasan hawa nafsu
dari yang semestinya terdapat pada wanita. Terluka dan terinfeksi, bahkan
mengakibatkan nanah adalah resiko yang bisa mengancam pelakunya.
3. Efek
yang selanjutnya ditimbulkan adalah perubahan perilaku, ketidakseimbangan perilaku
ini disebabkan kejiwaan seorang gay atau pelaku homoseksual cenderung
memberikan efek negatif pada sistem syaraf dan penurunan pada sistem kerja
otak, akibatnya seorang gay akan lebih nyaman dengan penyelewengan yang ia
lakukan meski ia menyadari bahwa hal tersebut adalah salah dan kurang berpikir
realistis.
Homoseksualitas Dalam Alkitab
Ray
Anderson, seorang konselor Kristen menegaskan bahwa tidak satupun kalimat
yang mendukung homoseksualitas di dalam Alkitab apapun konteksnya. Baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru bahkan tidak pernah
membedakan antara orientasi seksual dan praktek homoseksual. Menurutnya,
konsep mengenai pengaruh psikologis dan biologis yang menjadi landasan hubungan
homoerotik adalah konsep zaman modern dan merupakan konsep yang asing dalam
Alkitab.
Meskipun
Yesus tidak pernah secara langsung menentang homoseksualitas tapi di dalam
Perjanjian Baru Rasul Paulus dengan jelas mengutuknya, "Janganlah sesat!
Orang cabul, peyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" ("Do you not know that the wicked will not inherit the kingdom
of God? Do not be deceived: Neither the sexually immoral nor idolaters nor
adulterers nor male prostitutes nor homosexual offenders" will inherit the
kingdom of God).
Homoseksualitas
digolongkan bersama dosa immoral lainnya. Penyembah berhala, pezinah, banci (male prostitute) dan pemburit
(homoseks) ditulis dalam analogi pararel. Kata Homoseksuality (Pemburit) dalam terjemahan
bahasa Inggris lainnya disebut ‘sodomite'.
Menurut Furnish, kata sodomite ini berarti intercourse
dengan sesama pria.
Dalam
Perjanjian Baru homoseksualitas bahkan dipandang sebagai hawa nafsu yang
memalukan dan tidak wajar. "Karena itu, Allah menyerahkan mereka kepada
hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan
yang wajar dengan yang tak wajar" (Roma
1:26-27).
Pelayanan Terpadu Sebagai Solusi
Orang
Kristen bisa memilih untuk menerima keadaan homoseks apa adanya atau menolak
mereka. Namun, kedua pilihan ini tidak akan membawa solusi. Banyak kaum
homoseks yang sebenarnya terjebak dalam dunia yang tidak diinginkannya dan
butuh jalan keluar.
Sebagai
orang Kristen yang percaya pada seluruh kebenaran Alkitab, kita menyadari bahwa
awal dari masalah emosional manusia adalah terputusnya hubungan dengan Tuhan.
Dosa dan kematian adalah konsekuensi dari kejatuhan ini. Oleh karena itu
pemulihan hubungan dengan Tuhan melalui Yesus Kristus adalah satu-satunya pintu
masuk pada pemulihan emosional secara keseluruhan.
Setiap
individu pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Meskipun
penelitian membuktikan adanya element ‘abuse'
pada masa kanak-kanak mereka yang mempunyai orientasi homoseksual namun
pengalaman masa lalu mereka pasti beragam. Ini berarti kita tidak
bisa memandang homoseksulaitas hanya dari satu sudut padang.
Pendekatan
yang paling efektif seharusnya dimulai dari keluarga Kristen. Pendekatan
terhadap homoseksualitas yang terpadu dapat meliputi:
a. Bagi Keluarga Kristen:
1. Pencegahan
Perlengkapi anak-anak kita dengan iman
dan nilai Kristen yang kuat.
Perlengkapi anak-anak kita dengan
pandangan yang Alkitabiah mengenai homoseksualitas sebelum TV, majalah,
teman-teman dan lingkungan membantu mendefinisikan homoseksualitas sebagai
perilaku yang normal untuk mereka.
2.
Perlindungan
Lindungi anak-anak kita dari physical dan emotional abuse baik dari
orang tua maupun keluarga dekat lainnya.
Lindungi anak-anak kita dari lingkungan
dan pergaulan yang merusak nilai-nilai Kristen.
b. Bagi Kaum Homoseks:
1. Intervensi
Beri intervensi bagi anak-anak dan orang
dewasa yang menunjukkan orientasi homosekual dengan penuh pengertian dan
penerimaan (tidak dengan sikap menghakimi).
2. Koreksi
Berikaan koreksi jika terlanjur ada
anggapan yang salah mengenai homoseksualitas sebagai perilaku yang tidak bisa
diubah, kenyataannya homoseksualitas bukan sesuatu hal permanen dan banyak
kesaksian dari mereka yang telah terlepas darinya.
3. Reorientasi
Berikan usaha apapun itu (konseling, psikotherapy, bimbingan
rohani) untuk membantu mereka berubah namun harus dilakukan dengan cara yang
supportif dan unik dengan melihat setiap pribadi kasus demi kasus.
***
Sumber:
http://jawaban.com/news/spiritual/detail.php?id_news=081107145614
Soejono.
1974. Pathologi Sosial. Bandung:
Penerbit Alumni
Kartono
Kartini. 1981. Patologi Sosial. Bandung: Rajawali Perss.
Intisari.
(December 4, 2003). "Homoseksual!" Kompas Cyber Media.
Data diperoleh dari http://64.203.71.11/kesehatan/news/0312/04/064545.htm
Gunadi,
H., Rahman, M., Indra, S., & Sujoko. (September 26, 2003). "Jalan
Berliku Kaum Homo Menuju Pelaminan".
Gatra, Laporan
Utama, Edisi 46. Data diperoleh dari http://www.gatra.com/2003-09-26/versi_cetak.php?id=31335
No comments:
Post a Comment