Pada tanggal 14 April 2013 saya
meminta pendapat mengenai artikel yang saya akan ikut sertakan dalam sebuah
lomba dengan tema “Siapakah sosok Kartini era ini bagi kalian” kepada pacar
saya, pacar saya mulai membaca dengan teliti..
Sasha
“Bagus ga?”
Riko
“Lumayan, tapi kok
bahasanya kaku banget yach? Terus ini tokoh no 3 dan 4 terlalu maksa.. coba deh
kamu cari tokoh yang wanita za dan ga usah cowo dan PT ini.. kan temanya
kartini.. kamu cari tokoh wanita za.. tokoh no 1 dan 2 ok lah”
Sasha
“Iihhh riko kan ini
bahasanya emang musti formal... terus aku kan bilang disini kalo Kartini itu
bisa siapa za ga musti cewe doank”
Riko
“Tapi sayang coba deh
kamu rubah lagi idenya karena kalo diliat kaya gini, artikel kamu ga nyambung”
Saya pun kesal karena artikel
yang sudah saya buat membutuhkan waktu 3 hari lamanya dibilang tidak nyambung. Namun
selang 1 jam Riko pulang saya mulai memikirkan pendapat Riko dan esok harinya
saya mulai mengutak-atik paragrah 2 dan seterusnya karena saya merasa paragrah
1 sudah sesuai untuk kata pembuka.
Akhinya artikelnya pun sudah
selesai dan saya rasa hasilnya menjadi lebih baik dibanding sebelumnya hehe thanks Riko
untuk masukannya. (http://telkomunitas.com/blogmania/gallery/70) ==> sekalian tengok hehe..
***
Saya belajar tentang suatu hal
yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari kita, yaitu tentang
keteguhan hati dan keras kepala.
Jika kita berbicara mengenai
keteguhan hati dan keras kepala memang agak sedikit rancu untuk membedakannya
karena hanya ada membran tipi yang memisahkan mereka. Jika kita salah melangkah
yang awalnya kita ingin menjadi seseorang yang memiliki keteguhan hati malah
beralih ke sifat keras kepala yang tentu merugikan diri kita sendiri.
Untuk membedakannya akan saya ilustrasikan dengan
2 cerita yang berbeda dibawah ini, sbb:
Ilustrasi 1
Seorang perawat muda sedang membantu operasi untuk pertama
kalinya. Ketika dokter selesai mengoperasi, perawat itu melapor kepadanya bahwa
sang dokter telah menggunakan 12 lembar kain kasa, tetapi saat dihitung setelah
operasi ternyata hanya ada 11 lembar. Dengan kasar dokter itu menjawab bahwa ia
telah mengeluarkan semua kain kasa dari dalam tubuh pasien. Si perawat
bersikeras bahwa kain kasanya hilang satu, tetapi dokter itu berkata bahwa ia
akan melanjutkan tugasnya dengan menjahit sayatan operasi pasien. Dengan mata
menyala-nyala perawat itu berkata, "Anda tidak boleh melakukannya!
Pikirkan nyawa pasien Anda!" Sang dokter tersenyum dan mengangkat kakinya.
Ditunjukkannya kain kasa kedua belas yang dengan sengaja telah dijatuhkannya ke
lantai. "Kau lulus ujian!" katanya. Rupanya sang dokter sedang
menguji si perawat. (sumber www.gkpi.or.id)
Ilustrasi 2
Seorang pasien meminta perawat melepaskan selang infus
yang menempel karena dia sudah merasa lebih baik. Namun perawat tidak
mengizinkan karena melihat hasil test menyatakan pasien belum benar-benar sehat
dan harus tetap dimasukan infus untuk memulihkan kesehatannya pasca operasi
beberapa hari lalu. Pasien pun tetap ingin melepaskan infusan tersebut dan
tidak mendengarkan perkataan perawat, hingga akhirnya pasien melepaskan sendiri
selang infus dari tangannya tanpa sepengetahuan perawat. Selang beberapa jam
pasien mulai kembali lemas dan merasa tidak sehat, sehingga pasien harus
dirawat lebih lama dari seharusnya.
Kita bisa melihat perbedaan yang
sangat jelas dari Keteguhan Hati dengan Keras Kepala pada cerita
diatas. Jika saya boleh berpendapat keteguhan hati memiliki dasar kasih,
keperdulian kepada hal lain dan sifat yang muncul karena suatu bukti yang dia
miliki sedangan keras kepala memiliki dasar keegoisan dan sifat yang muncul
tanpa ada suatu bukti atau berdasarkan pada perasaan dirinya saja.
Keteguhan hati sangat diperlukan
oleh setiap orang dalam menjalani kehidupan tapi adakalanya kita harus mendengarkan
pendapat orang lain sehingga kita tidak menjadi sosok yang keras kepala.
Renungkanlah hal apa yang menjadi dasar ketika kita mempertahankan pendapat
kita, apakah hanya karena keegoisan kita atau berdasarkan keperdulian serta
kasih?
Yuks sama-sama belajar untuk
menjadi pribadi yang lebih baik...
Tuhan Yesus memberkati..
No comments:
Post a Comment