Pages

January 31, 2013

Pencuri Kue

Suatu malam, seorang wanita sedang menunggu di bandara. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk mengisi waktu, ia membeli sebuah buku dan sekantong kue di sebuah gerai toko bandara lalu menemukan tempat duduk untuk menikmati kue dan menelisik buku yang baru saja dia beli.

Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki disebelahnya dengan berani mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka berdua. Wanita tersebut mencoba mengabangaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, menguyah kue dan melihat jam. Sementara si “Pencuri Kue” yang pemberani itu mulai menghabiskan persediaan kuenya.


Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir (“Kalau aku bukan orang baik, tentu sudah aku tonjok dia!!”. Setiap dia mengambil satu kue, si lelaki itu mengambil satu. Wanita itu menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan dan dia segera mengumpulkan barang-barang miliknya dan menuju pintu gerbang.

Ia naik pesawat dan duduk dikursinya, lalu mencari buku yang hampir selesai dibacanya. Saat dia merogoh tasnya, ia menahan napas karena kaget. Ternyata di dalam tasnya terdapat kantong kue miliknya. "Kok milikku ada disini, jadi kue tadi adalah milik siapa. Milik lelaki itu???" Ucapnya dalam hati

Ahhh.. terlambat untuk meminta maaf, ia tersadar dengan sedih.. Bahwa sesungguhnya dialah yang bersalah, tidak tahu berterima kasih dan dialah sang "Pencuri Kue" itu bukannya lelaki tersebut.

Dalam hidup ini, sering kita temukan kisah ini terjadi.. Kita sering berprasangka dan melihat orang lan dengan kacamata kita sendiri dan tak jarang kita berprasangka buruk. Menilai orang lain yang selalu salah, orang lain yang patut disingkirkan, orang lain yang tidak tahu diri, orang lain yang berdosa, orang lain yang selalu membuat masalah, dst.

Kita sering mengalami hal diatas, kita sering berpikir bahwa kita paling benar, kita paling suci, kita paling tinggi, kita yang paling pintar dan banyak hal lainnya.

Sedetik ini, bisakah kita belajar untuk memulai menjadi rendah hati?

No comments:

Post a Comment