07
Januari 2011
Seperti
biasanya pagi ini indah tapi tidak dibarengi dengan suasana hati
setiap orang dijalan. Berbagai ekspresi ada di raut wajah mereka.
Tanpa memandang status sosial baik mereka manager, pegawai negeri,
siswa-siswi, karyawan kantor, tukang jualan kue maupun ibu-ibu
semuanya berjuang mengejar bus atau angkot yang mereka mau. Tidak
terkecuali juga denganku dan aku hanya bisa tertawa melihat tingkah
seperti ini setiap pagi di kota Jakarta. Sesuatu hal yang menyebalkan
tapi menyenangkan karena masih bisa menikmati pagi yang baru.
“Sory
nie tadi bangku w, baru aja w tinggal bentar buat beli minum”
tegurku kepadanya.
“Sory
w ga tau, nich silahkan duduk.” Jawabnya..
Inilah awal pertama kami
berjumpa di sebuah buskota P6 Grogol-KP Rambutan. Aku mulai
memperhatikan setiap gerak-geriknya yang tepat berdiri disampingku
dan tanpa kusadari aku mulai terpana dengan wajah tampan dan mata
sipitnya hehe. Jika dilihat usianya mungkin sama atau lebih tua
dariku? Entah lach. Emm..
“Kampung
Rambutan.. Kampung Rambutan” .. Teria kenek bus.. Tujuan terakhir
dari bus pun berakhir dan aku mulai menuruni bus begitu pun pria itu.
Thanks Lord untuk pemandangan indah yang baru Kau berikan hehe..
Semangat baru di pagi yang baru.
*****
08
Januari 2011 @ Bus Kota Grogol-KP Rambutan
Sungguh
aku tidak menyangka pria itu ada di bus yang sama denganku. Hati
kecilku terus tersenyum memandang wajah khasnya. Dengan sengaja aku
taruh tas ku dibangku samping dan ketika dia bergerak masuk menuju
bangkuku aku angkat tas tersebut. Akhirnya sesuai harapanku dia duduk
disampingku. Sepanjang jalan kami hanya terdiam, entah dia menyadari
aku ini gadis yang kemarin atau bukan. Sesekali aku melirik gerakakn
tangannya yang memainkan handphone dan memulai membuka tas dan
membaca secarik kertas yang tidak aku tahu apa.
Nada
indah mulai berbunyi dari Hp-nya dan dia pun menjawab “Ya,
Hallo”... “Ok besok saya akan datang Pak”
Wajahku
yang begong melihat wajahnya membuat dia menegok dan tersenyum
kepadaku dan sumpah aku jadi salah tingkah
“Suka
ma aku??” Ucapnya sambil tersenyum cool
Aku
pun hanya terdiam dan mulai menatap lurus kedepan bangku.
*****
09
Januari 2011
Aku
menatap setiap rintik hujan yang jatuh ke jalan sambil berdoa akan
bertemu dengan pria yang belum aku tahu namanya. Tapi harapanku pupus
karena sampai aku turun di perhentian terakhir dia tidak muncul.
Entah sejak detik keberapa dalam kehidupanku untuk menantikan
pertemuan dengan dia, walaupun hanya dua kali pertemuan yang tidak
disengaja membuat aku merasakan debaran ketika mengingat gerakan
tangan dan tatapan matanya kepada Handphone.
“Duch
sorry...Aku ga senga....” Sebelum aku sempat mengucapkan
kata-kataku aku melihat wajah orang yang aku tabrak adalah sang pria
yang kunantikan. “Ja......”
“Gpp,
impas jadi 1-1” Jawabnya dengan senyuman manis.
“Hei..
pria P6” Panggilku
“Manggil
aku??”
“Iya,
kamu.. Mang spa lagi..”
“Namaku
bukan P6... Sudah yach aku dah telat ke kantor” Sambungnya sambil
melanjutkan lari kecilnya kearah salah satu gedung di daerah
Cililitan yang bersebelahan dengan kantorku.
“Koe
bisa kantornya berdekatan denganku??” Gumam kecilku
****
Sejak
saat itu kami lebih sering bertemu di dalam bus P6 Grogol-KP
Rambutan, kami pun hanya saling tersenyum kecil ketika mengetahui
kami se-bus dan terkadang di terminal aku menunggunya untuk bisa
bertemu dirinya dan terkadang dia yang tiba terlebih dahulu di
Terminal Grogol. Sore ini tepat 2 bulan lebih kami sering berjumpa,
hujan mulai turun membasahi bumi pertiwi dihiasi oleh asap kendaraan
yang akhirnya membawa kesejukan tersendiri... Sebentar aku memejamkan
mataku untuk menghirup udara sejuk yang jarang bisa kunikmati di kota
Jakarta dan tiba-tiba “DOR” seseorang menejutkanku
“Dasar
lebay, baru hujan gini aja dah pake mejamin mata kaya di
sinetron-sinetron wkakakaka” Lanjutnya.
Dasar
nyebelin, ternyata pria P6 yang mengejutkanku.. Yach walaupun BT
dibilang Lebay but senang juga cuz baru pertama kali dia menyapaku
hehe..
“Hufft..
P6 P6 anak bus kota emank ga kenal sopan santun.. Menyapa seorang
gadis dengan ngatain Lebay???”. Balasku
“Spa
suruh manggil aku P6 emanknya w bus kota” Balasnya lagi
“Bis
w ga tau nama asli u spa.. Daripada ga punya nama mending w panggil
P6, lagipula muka u emank mirip kaya bus kota yang kebanyakan makan
debu terus penyakitan dech terus jadi jelek wkakakaka” Puas aku
berkata seperti itu, tapi koe tiba-tiba dia diam yach Oppsss salah
ngomong kayanya.. Aku pun jadi terdiam
“Sorry..
aku tidak bermaksud untuk nyakitin” Pinta maafku kepadanya
“Daniel..”
Katanya sambil menyodorkan tangannya yang agak basah karena terkena
hujan.
“Nama
w Daniel tapi ga pake P6” Senyumnya.
Dengan
senang hati aku menyambut tanganya dan menyebutkan namaku “Fly...
Namaku beFly”
Beberapa
kali bus P6 pun lewat tapi secara sengaja kami tidak naik, sungguh
suatu keajaiban sehingga kami bisa mengobrol seperti ini. Dan hal
inilah yang membuatku tidak ingin cepat pulang dan ingi lebih
menobrol serta mengetahui tentang dirinya lebih banyak lagi.
Sejak
saat itu kami pun mulai menetapkan waktu kapan janjian di Terminal
Grogol saat pagi dan sore hari. Darisanalah kami mencerikankan
berbagai banyak hal yang kami bisa ceritakan dari hal-hal sepele dan
hal-hal pribadi.
****
“Selamat
pagi Tuhan. Hari ini aku sangat mengucap syukur untuk hari baru yang
Kau berikan dan ditemani oleh orang-orang yang aku cintai dan
mencintaiku. Aku berharap untuk seorang Pria yaitu Daniel, seseorang
yang baru saja aku kenal dalam beberapa bulan ini. Aku sangat tahu
I’m not perfect girl but ajar aku untuk mencintainya dengan cara
yang sempurna diiringi ketulusan dan kesetiaan dan berikanlah yang
terbaik untuk setiap langkah kehidupannya. Walaupun aku berharap
dialah yang menjadi pasanganku tapi aku sadari Tuhan bukan kehendaku
yang jadi tapi kehendakMu lah yang akan berada diatasku karena aku
tahu RancanganMu sangat indah dan tepat pada waktunya. Amin”
Sepengal doa aku naikan kepada Tuhan untuk memulai hari aku yang baru
21 April 2011, dimana kejadian yang tak pernah kubayangkan terjadi.
Aku
mulai melangkahkan kakiku ke arah terminal Grogol seperti biasa,
hiruk pikuk yang terjadi pun tidak membuat suatu kecurigaanku akan
segerombolan orang yang melingkari sesuatu tapi aku tidak tahu apa
yang terjadi. Aku pun penasaran dan mulai memasuki kerumunan
orang-orang ternyata telah terjadi kecelakaan dan aku mengenali orang
tersebut yaitu daniel. Tersentak aku terkaget dan turut serta masuk
kedalam mobil ambulance yang sudah disediakan, aku ditemani oleh 2
orang suster dan seorang Bapak separuh baya.
Ditengah perjalanan
menuju Rumah Sakit Sumber Waras dia menceritakan bahwa Daniel
berusaha menyelamatkan anak jalanan yang hampir tertabrak Kopaja yang
sedang mengebut dan akhirnya Daniel lah yang harus terserepmet kopaja
dan tertabrak oleh mobil Sedan yang berada dibelakang Kopaja
tersebut.
Pihak
keluarga Daniel pun mulai berdatangan baik Ibu, ayah serta 1 orang
adik laki-lakinya. Aku mulai menceritakan kejadian yang menyebabkan
Daniel berada di ruang operasi. Tapi aku tidak tahu kenapa mereka
seperti hopeless dan terus menangis.
“Daniel
memiliki leukimia, luka sekecil apapun akan sulit untuk disembuhkan
Fly. Tante rasa kamu pasti sudah tahu apa yang akan terjadi” Ucap
Ibu-nya kepadaku.
Tetes
airmatapun bertumpah ruah diwajahku mengetahui seseorang yang sudah
memberikan kisah cinta di dalam hidupku hanya memilki kemungkinan
kecil untuk hidup. Setelah 4 jam lebih kami menunggu dokter pun
keluar dan memberitahukan Daniel hanya menunggu waktu dengan keadaan
seperti itu.
****
“Fly,
tolong segera datang ke rumah sakit yach Daniel sudah sadar” Mama
Daniel memberitahu melalui telepone.
“Iya,
tante aku akan segera datang setelah pulang kerja” Ucapku senang
Sudah
hampir satu pekan Daniel tidak sadarkan diri, luka-luka jahitan
operasipun belum sembuh dan setiap 3 jam sekali dia harus menganti
perban karena lukanya selalu basah dan tidak kunjung kering. Sungguh
Tuhan sangat baik karena hari ini dia bisa siuman.
“Hi..Daniel”
Sapaku kepada Daniel yang tersenyum melihatku memasuki kamarnya di
rumah sakit. Kedua orangtuanya menunggu diluar kamar berserta
adiknya.
“Hi..
Terbang (Fly) hehe” Ledeknya
“Bagaiman
keadaanmu?? Kenapa baru sadar” Ucapku sambil menahan tangis
“Kemarin-kemarin
jadwalku padat. Harus bertemu dengan malaikat-malaikat yang akan
menemaniku di Surga hehe”
“Dasar
alay Daniel” Tawaku kepadanya
Sejenak
dia terdiam dan melanjutkan pembicaraan “Fly, Kamu masih ingat hari
pertama kita bertemu.. “
“Emm
iya, pas kamu kucel itukan” Candaku, tapi dia tidak tersenyum
sedikitpun dan mulai melanjutkan pembicaraanya secara serius.
“Itu
adalah hari pertama aku tanpa pekerjaan dan hari itu pula aku
berbohong kepada orangtuaku bahwa aku masih bekerja, aku sangat
binggung harus kemana lalu bus P6 pun lewat dan aku menaiki bus
tersebut dan menepati bangku kosong itu dan disanalah tanpa sengaja
aku bertemu dengan dirimu.”
“Kamu
sudah tahukan tentang kesehatanku? Itulah alasan kenapa aku dipecat
dari tempat pekerjaanku, karena mereka tahu penyakit yang aku derita
dan kesempatan aku untuk sembuh adalah kecil. Fly...sebenarnya aku
tidak pernah bekerja didekat kantormu dan setiap pagi aku memang
sengaja untuk menaiki bus tersebut karena ingin bertemu dengan dirimu
dan menatap dirimu walaupun dari jauh dan ketika sore tiba aku harus
berpura-pura habis pulang kerja dari gedung tersebut. Dan entah sejak
kapan aku tidak bisa melewatkan sehari tanpa dirimu, aku mencintaimu
dengan ketidaksempurnaan diriku”
Ketika
aku mendengar setiap pengakuannya aku tidak bisa menahan airmataku,
bukan untuk menangisi penyakitnya atau kebohongannya tapi aku menagis
betapa aku beruntung memiliki seseorang yang sangat mencintaiku dan
sangat baik walaupun sekarang hidupnya hanya sebentar lagi dia mau
mengorbankan dirinya untuk seorang yang dia belum kenal.
“Fly,
jangan menangis. Tenang aza aku juga tidak mengharapkan balasan
cintamu koe hehe... Maaf untuk kebohongan yang harus aku lakukan
untuk mendekati dirimu dan untuk lebh dekat dengan dirimu disisa
kehidupanku. Aku ju..”
Sebelum
dia menyelesaikan perkataannya aku mencium bibirnya dengan hangat
diiringi tangisan dan aku pun memeluk dirinya yang masih terbaring di
tempat tidur dan membisikan kata-kata ditelinganya
“Bisakah
aku menemanimu di sisa waktumu sampai Tuhan yang memisahkan???”
Daniel
tidak menjawab sepatah katapun yang bisa kuraskan hanyalah debaran
jantungnya dan tetesan airmatanya yang membasahi rambutku.
~The
end~
No comments:
Post a Comment