Pages

November 8, 2012

Keindahan Pagi dan Bus Kota

Tiung.. Tiung.. Tiung” sirine ambulance begitu nyaring berbunyi di telingaku, seseorang yang mulai mengisi hati kosongku dengan sejuta debaran sedang terbaring di ambulance. Darahnya bersimbah di sekujur tubuhnya tanpa henti dan para perawat mulai mengantisipasinya.... Tatapanku mulai kosong dan setiap debaran yang berdetup mengingatkan ku awal pertama kali kami bertemu....
*****
07 Januari 2011

Seperti biasanya pagi ini indah tapi tidak dibarengi dengan suasana hati setiap orang dijalan. Berbagai ekspresi ada di raut wajah mereka. Tanpa memandang status sosial baik mereka manager, pegawai negeri, siswa-siswi, karyawan kantor, tukang jualan kue maupun ibu-ibu semuanya berjuang mengejar bus atau angkot yang mereka mau. Tidak terkecuali juga denganku dan aku hanya bisa tertawa melihat tingkah seperti ini setiap pagi di kota Jakarta. Sesuatu hal yang menyebalkan tapi menyenangkan karena masih bisa menikmati pagi yang baru.

“Sory nie tadi bangku w, baru aja w tinggal bentar buat beli minum” tegurku kepadanya.

“Sory w ga tau, nich silahkan duduk.” Jawabnya.. 

Inilah awal pertama kami berjumpa di sebuah buskota P6 Grogol-KP Rambutan. Aku mulai memperhatikan setiap gerak-geriknya yang tepat berdiri disampingku dan tanpa kusadari aku mulai terpana dengan wajah tampan dan mata sipitnya hehe. Jika dilihat usianya mungkin sama atau lebih tua dariku? Entah lach. Emm.. 
 
“Kampung Rambutan.. Kampung Rambutan” .. Teria kenek bus.. Tujuan terakhir dari bus pun berakhir dan aku mulai menuruni bus begitu pun pria itu. Thanks Lord untuk pemandangan indah yang baru Kau berikan hehe.. Semangat baru di pagi yang baru.
*****
08 Januari 2011 @ Bus Kota Grogol-KP Rambutan

Sungguh aku tidak menyangka pria itu ada di bus yang sama denganku. Hati kecilku terus tersenyum memandang wajah khasnya. Dengan sengaja aku taruh tas ku dibangku samping dan ketika dia bergerak masuk menuju bangkuku aku angkat tas tersebut. Akhirnya sesuai harapanku dia duduk disampingku. Sepanjang jalan kami hanya terdiam, entah dia menyadari aku ini gadis yang kemarin atau bukan. Sesekali aku melirik gerakakn tangannya yang memainkan handphone dan memulai membuka tas dan membaca secarik kertas yang tidak aku tahu apa.

Nada indah mulai berbunyi dari Hp-nya dan dia pun menjawab “Ya, Hallo”... “Ok besok saya akan datang Pak”

Wajahku yang begong melihat wajahnya membuat dia menegok dan tersenyum kepadaku dan sumpah aku jadi salah tingkah

“Suka ma aku??” Ucapnya sambil tersenyum cool

Aku pun hanya terdiam dan mulai menatap lurus kedepan bangku.
*****
09 Januari 2011

Aku menatap setiap rintik hujan yang jatuh ke jalan sambil berdoa akan bertemu dengan pria yang belum aku tahu namanya. Tapi harapanku pupus karena sampai aku turun di perhentian terakhir dia tidak muncul. Entah sejak detik keberapa dalam kehidupanku untuk menantikan pertemuan dengan dia, walaupun hanya dua kali pertemuan yang tidak disengaja membuat aku merasakan debaran ketika mengingat gerakan tangan dan tatapan matanya kepada Handphone. 
 
“Duch sorry...Aku ga senga....” Sebelum aku sempat mengucapkan kata-kataku aku melihat wajah orang yang aku tabrak adalah sang pria yang kunantikan. “Ja......”

“Gpp, impas jadi 1-1” Jawabnya dengan senyuman manis.

“Hei.. pria P6” Panggilku

“Manggil aku??”

“Iya, kamu.. Mang spa lagi..”

“Namaku bukan P6... Sudah yach aku dah telat ke kantor” Sambungnya sambil melanjutkan lari kecilnya kearah salah satu gedung di daerah Cililitan yang bersebelahan dengan kantorku.

“Koe bisa kantornya berdekatan denganku??” Gumam kecilku

****
Sejak saat itu kami lebih sering bertemu di dalam bus P6 Grogol-KP Rambutan, kami pun hanya saling tersenyum kecil ketika mengetahui kami se-bus dan terkadang di terminal aku menunggunya untuk bisa bertemu dirinya dan terkadang dia yang tiba terlebih dahulu di Terminal Grogol. Sore ini tepat 2 bulan lebih kami sering berjumpa, hujan mulai turun membasahi bumi pertiwi dihiasi oleh asap kendaraan yang akhirnya membawa kesejukan tersendiri... Sebentar aku memejamkan mataku untuk menghirup udara sejuk yang jarang bisa kunikmati di kota Jakarta dan tiba-tiba “DOR” seseorang menejutkanku

“Dasar lebay, baru hujan gini aja dah pake mejamin mata kaya di sinetron-sinetron wkakakaka” Lanjutnya.
Dasar nyebelin, ternyata pria P6 yang mengejutkanku.. Yach walaupun BT dibilang Lebay but senang juga cuz baru pertama kali dia menyapaku hehe..

“Hufft.. P6 P6 anak bus kota emank ga kenal sopan santun.. Menyapa seorang gadis dengan ngatain Lebay???”. Balasku

“Spa suruh manggil aku P6 emanknya w bus kota” Balasnya lagi

“Bis w ga tau nama asli u spa.. Daripada ga punya nama mending w panggil P6, lagipula muka u emank mirip kaya bus kota yang kebanyakan makan debu terus penyakitan dech terus jadi jelek wkakakaka” Puas aku berkata seperti itu, tapi koe tiba-tiba dia diam yach Oppsss salah ngomong kayanya.. Aku pun jadi terdiam

“Sorry.. aku tidak bermaksud untuk nyakitin” Pinta maafku kepadanya

“Daniel..” Katanya sambil menyodorkan tangannya yang agak basah karena terkena hujan.

“Nama w Daniel tapi ga pake P6” Senyumnya.

Dengan senang hati aku menyambut tanganya dan menyebutkan namaku “Fly... Namaku beFly”

Beberapa kali bus P6 pun lewat tapi secara sengaja kami tidak naik, sungguh suatu keajaiban sehingga kami bisa mengobrol seperti ini. Dan hal inilah yang membuatku tidak ingin cepat pulang dan ingi lebih menobrol serta mengetahui tentang dirinya lebih banyak lagi. 
 
Sejak saat itu kami pun mulai menetapkan waktu kapan janjian di Terminal Grogol saat pagi dan sore hari. Darisanalah kami mencerikankan berbagai banyak hal yang kami bisa ceritakan dari hal-hal sepele dan hal-hal pribadi.
****
“Selamat pagi Tuhan. Hari ini aku sangat mengucap syukur untuk hari baru yang Kau berikan dan ditemani oleh orang-orang yang aku cintai dan mencintaiku. Aku berharap untuk seorang Pria yaitu Daniel, seseorang yang baru saja aku kenal dalam beberapa bulan ini. Aku sangat tahu I’m not perfect girl but ajar aku untuk mencintainya dengan cara yang sempurna diiringi ketulusan dan kesetiaan dan berikanlah yang terbaik untuk setiap langkah kehidupannya. Walaupun aku berharap dialah yang menjadi pasanganku tapi aku sadari Tuhan bukan kehendaku yang jadi tapi kehendakMu lah yang akan berada diatasku karena aku tahu RancanganMu sangat indah dan tepat pada waktunya. Amin” Sepengal doa aku naikan kepada Tuhan untuk memulai hari aku yang baru 21 April 2011, dimana kejadian yang tak pernah kubayangkan terjadi.

Aku mulai melangkahkan kakiku ke arah terminal Grogol seperti biasa, hiruk pikuk yang terjadi pun tidak membuat suatu kecurigaanku akan segerombolan orang yang melingkari sesuatu tapi aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku pun penasaran dan mulai memasuki kerumunan orang-orang ternyata telah terjadi kecelakaan dan aku mengenali orang tersebut yaitu daniel. Tersentak aku terkaget dan turut serta masuk kedalam mobil ambulance yang sudah disediakan, aku ditemani oleh 2 orang suster dan seorang Bapak separuh baya.

Ditengah perjalanan menuju Rumah Sakit Sumber Waras dia menceritakan bahwa Daniel berusaha menyelamatkan anak jalanan yang hampir tertabrak Kopaja yang sedang mengebut dan akhirnya Daniel lah yang harus terserepmet kopaja dan tertabrak oleh mobil Sedan yang berada dibelakang Kopaja tersebut.
Pihak keluarga Daniel pun mulai berdatangan baik Ibu, ayah serta 1 orang adik laki-lakinya. Aku mulai menceritakan kejadian yang menyebabkan Daniel berada di ruang operasi. Tapi aku tidak tahu kenapa mereka seperti hopeless dan terus menangis. 
 
“Daniel memiliki leukimia, luka sekecil apapun akan sulit untuk disembuhkan Fly. Tante rasa kamu pasti sudah tahu apa yang akan terjadi” Ucap Ibu-nya kepadaku.

Tetes airmatapun bertumpah ruah diwajahku mengetahui seseorang yang sudah memberikan kisah cinta di dalam hidupku hanya memilki kemungkinan kecil untuk hidup. Setelah 4 jam lebih kami menunggu dokter pun keluar dan memberitahukan Daniel hanya menunggu waktu dengan keadaan seperti itu.
****
“Fly, tolong segera datang ke rumah sakit yach Daniel sudah sadar” Mama Daniel memberitahu melalui telepone.

“Iya, tante aku akan segera datang setelah pulang kerja” Ucapku senang

Sudah hampir satu pekan Daniel tidak sadarkan diri, luka-luka jahitan operasipun belum sembuh dan setiap 3 jam sekali dia harus menganti perban karena lukanya selalu basah dan tidak kunjung kering. Sungguh Tuhan sangat baik karena hari ini dia bisa siuman.

“Hi..Daniel” Sapaku kepada Daniel yang tersenyum melihatku memasuki kamarnya di rumah sakit. Kedua orangtuanya menunggu diluar kamar berserta adiknya.

“Hi.. Terbang (Fly) hehe” Ledeknya

“Bagaiman keadaanmu?? Kenapa baru sadar” Ucapku sambil menahan tangis

“Kemarin-kemarin jadwalku padat. Harus bertemu dengan malaikat-malaikat yang akan menemaniku di Surga hehe”

“Dasar alay Daniel” Tawaku kepadanya

Sejenak dia terdiam dan melanjutkan pembicaraan “Fly, Kamu masih ingat hari pertama kita bertemu.. “

“Emm iya, pas kamu kucel itukan” Candaku, tapi dia tidak tersenyum sedikitpun dan mulai melanjutkan pembicaraanya secara serius.

“Itu adalah hari pertama aku tanpa pekerjaan dan hari itu pula aku berbohong kepada orangtuaku bahwa aku masih bekerja, aku sangat binggung harus kemana lalu bus P6 pun lewat dan aku menaiki bus tersebut dan menepati bangku kosong itu dan disanalah tanpa sengaja aku bertemu dengan dirimu.”

“Kamu sudah tahukan tentang kesehatanku? Itulah alasan kenapa aku dipecat dari tempat pekerjaanku, karena mereka tahu penyakit yang aku derita dan kesempatan aku untuk sembuh adalah kecil. Fly...sebenarnya aku tidak pernah bekerja didekat kantormu dan setiap pagi aku memang sengaja untuk menaiki bus tersebut karena ingin bertemu dengan dirimu dan menatap dirimu walaupun dari jauh dan ketika sore tiba aku harus berpura-pura habis pulang kerja dari gedung tersebut. Dan entah sejak kapan aku tidak bisa melewatkan sehari tanpa dirimu, aku mencintaimu dengan ketidaksempurnaan diriku”

Ketika aku mendengar setiap pengakuannya aku tidak bisa menahan airmataku, bukan untuk menangisi penyakitnya atau kebohongannya tapi aku menagis betapa aku beruntung memiliki seseorang yang sangat mencintaiku dan sangat baik walaupun sekarang hidupnya hanya sebentar lagi dia mau mengorbankan dirinya untuk seorang yang dia belum kenal. 
 
“Fly, jangan menangis. Tenang aza aku juga tidak mengharapkan balasan cintamu koe hehe... Maaf untuk kebohongan yang harus aku lakukan untuk mendekati dirimu dan untuk lebh dekat dengan dirimu disisa kehidupanku. Aku ju..”

Sebelum dia menyelesaikan perkataannya aku mencium bibirnya dengan hangat diiringi tangisan dan aku pun memeluk dirinya yang masih terbaring di tempat tidur dan membisikan kata-kata ditelinganya

“Bisakah aku menemanimu di sisa waktumu sampai Tuhan yang memisahkan???”

Daniel tidak menjawab sepatah katapun yang bisa kuraskan hanyalah debaran jantungnya dan tetesan airmatanya yang membasahi rambutku.
~The end~

No comments:

Post a Comment